Daftar Satelit C Band FTA – Salah satu proses penting dalam pemasangan parabola untuk mendapatkan channel sesuai keinginan yaitu tracking satelit. Tracking satelit sendiri adalah proses pencarian sinyal dengan cara mengarahkan dish parabola ke arah orbit dari satelit yang dituju. Jika arah dish parabola sudah tepat mengarah ke satelit yang dituju, barulah saluran televisi yang ada pada satelit tersebut muncul dilayar/ dalam tracking satelit akan ditentukan oleh beberapa hal, seperti ukuran dish, kualitas LNB yang digunakan dan pengetahuan tentang dunia satelit, transponder/frekuensi serta tracking itu sendiri. Jadi pengetahuan tentang daftar satelit atau lebih tepatnya posisi orbit satelit dan cakupan beam jangkauan sinyal satelit sangatlah penting, karena bisa dibilang hal itu merupakan dasar utama dari proses pencarian channel pada Satelit C Band FTA TerbaruPerlengkapan Tracking Satelit C Band FTAAkhir KataPengetahuan mengenai satelit posisi orbit dan cakupan beam akan sangat memudahkan proses tracking satelit, karena pengguna hanya tinggal memasukan frekuensi/transponder kemudian mengatur dish hingga sinyal muncul. Pengetahuan tentang daftar satelit tersebut juga akan menghindarkan dari kebingungan dalam mencari salah satu satelit yang mengorbit di wilayah Indonesia, sinyal yang dicari tidak muncul dan untuk itu pada kesempatan kali ini teknisitv akan memberikan informasi mengenai daftar satelit tersebut. Jika pada artikel sebelumnya dibahas tentang DAFTAR SATELIT KU BAND FTA, kali ini informasi yang diberikan mengenai daftar satelit C Band FTA. Jadi buat yang ingin mengetahui atau sedang mencari informasi mengenai daftar satelit C Band FTA, simak ulasan lengkapnya dari teknisitv tentang daftar satelit C Band FTA berikut ini merupakan daftar satelit C Band FTA beserta dengan frekuensi terkuatnya sebagai acuan atau panduan dalam proses tracking satelit untuk mendapatkan saluran FTA yang ORBITLNBTRANSPONDERINFOYAMAL Band3742 H 340963937 V 3229TV3ROSSIA 1NSS Band4017 L 259983901 L 6666AlhuraNepal TVINTELSAT Band4096 H 11000AtlanticINTELSAT 1766°EC Band3847 V 276743845 H 30000Kalaignar TVESPN HD/Sony NetworkINTELSAT Band3975 H 195003900 H 22221HBOESPN SD/Sony NetworkABS 275°EC Band4125 V 27963741 V 33018Light TVK AsiaAPSTAR Band4237 H 33334122 H 1920MYTVMADANITHAICOM Band3150 H 46803800 H 30000NBTCHINSAT 4A83°EC Band3725 H 26666NSTPLCHINASAT Band4141 V 28787RAJ NEWS KANNADAST 288°EC Band3872 H 92543650 H 3001BTSNTD TVMEASAT Band3705 H 42893920 H 18385UN TVRTM SDINSAT Band3925 H 27500DD NasionalASIASAT Band3660 V 27500Dubai SportsASIASAT Band3880 H 275004180 V 30000TV 5 MONDESony NetworkTELKOM Band3897 H 30003850 H 60003875 H 6000MTA TVANTV MPEG 2Trans 7 MPEG 2CHINASAT 10110°EC Band3560 V 300003521 V 30000SKYNINDO GRUPPALAPA D113°EC Band3785 H 56303864 V 4333tvOneTVN-1CHINASAT Band3796 H 69303950 H 11405GZTVGuandongASIASAT 6120°EC Band3900 H 295004080 H 30000SITVNXT DigitalASIASAT Band4015 H 5937News LiveCHINASAT 6A125°EC Band4080 H 275004121 H 27494CCTVXINTVJCSAT 3128°EC Band4120 V 30000Daai Band3861 H 12855First ServiceVINASAT 1132°EC Band3952 V 19209VTVAPSTAR 6134°EC Band4055 H 96283840 H 28500MYTVCNC WorldTELESTAR 18138°EC Band3873 H 66663947 V 17587Net 25Cinema WorldAPSTAR 9142°EC Band3826 H 3300Solar SabongABS 6159°EC Band3835 V 2923Solar SportsINTELSAT 19166°EC Band4061 H 265603737 V 2963NHKYTNINTELSAT 8169°EC Band4009 V 50003989 H 6542PLTVSolar ChannelEUTELSAT 172A172°EC Band3916 H 3330Hope ChannelINTELSAT 18180°EC Band4174 L 36803755 R 28000AtlanticHD SportNSS 9183°EC Band4096 R 245123899 R 8950HD Sport 24TBNPerlengkapan Tracking Satelit C Band FTATracking satelit C Band FTA dilakukan untuk mendapatkan channel televisi yang diinginkan. Adapun alat-alat atau perlengkapan yang dibutuhkan dalam melakukan tracking satelit C Band FTA adalah sebagai berikut ParabolaLNBReceiverMonotor/televisiKunci InggrisObengKunci penguat tiang parabolaJadi sebelum melakukan tracking satelit C Band FTA, pastikan semua perlengkapan tersebut diatas sudah ada/ KataDemikian pembahasan mengenai daftar satelit C Band FTA 2021 yang bisa teknisitv bagikan, semoga bisa bermanfaat dan juga membantu serta bisa menambah wawasan bagi para pembaca artikel ini.INILAHDAFTAR SATELIT Jalur C-BAND Yang Bisa Di Lock Di Indonesia Dengan Menggunakan Dish Mini. 1. THAICOM 5 78.5°E 2. ST2 78.5°E 3. MEASAT3/3A 91.0°E 4. ASIASAT 5 100.5°E 5. PALAPA D 113.0°E 6. TELKOM 3S 118.0°E 7. APSTAR 6 134.0°E 8. INTELSAT 19 166.0°E 9. INTELSAT 20 68.5°E Satelit Jalur C-BAND Yang Bisa Di Lock Di Indonesia Dengan Dish Mini
Cara Tracking Apstar 6 C Band Satelit Apstar 6 baru - baru ini banyak dicari oleh banyak orang, karena di chanel apstar 6 sering menayangkan siaran olahraga yaitu sepakbola luar negeri. Kebetulan, Satelit Apstar 6 juga menyiarkan piala dunia 2018 pada musim ini juga menayiarkan Liga Inggris dan Sepayol di Satelit Apstar 6. Jika dikutip dari website apstar 6 lyngsat, satelit ini dapat di lock dengan LNB C Band dan Ku Band. Selain itu, untuk kualitas siaran di chanel apstar 6 tergolong bagus, karena mempunyai kualitas tayangan SD dan HD. Pada pembahasan kali ini bpflash akan memberikan tips cara tracking apstar 6. Seperti yang sudah dijelaskan tadi dapat di lock dengan LNB Apstar 6 ku band maupun c band, pada pembahasan kali ini akan membahas cara tracking apstar 6 c band. Dan bagi anda yang ingin tahu cara tracking apstar 6 ku band, bisa di baca tips tracking apstar 6 dish mini. Nah untuk yang sedang ingin tracking satelit Apstar 6 C Band, Anda bisa simak pembahasan di bawah ini ya. Apstar 6 Satelit Apstar 6 adalah satelit dari Negara Kamboja dan merupakan salah satu Daftar Satelit Parabola yang paling diincar oleh para traker dan teknisi parabola, karena siaran Satelit Apstar 6 pada salah satu saluran tv parabola yakni CBS Grup sering menayangkan siaran sepakbola luar negeri seperti Liga Eropa dan Liga Champions di channel CNC, CTN, dan MYTV. Selain itu Satelit Apstar 6 untuk di Wilayah Indonesia bisa di lock dengan C Band dan Ku Band. Posisi Satelit Apstar 6 Arah Satelit Apstar 6 sendiri berada disebelah Timur tepatnya pada garis bujur dan jangkuan Beam satelit ini mencakup seluruh Indonesia. Selain itu, channel tv satelit Apstar 6 disiarkan secara FTA, tetapi pada saat ivent sepakbola berlangsung siaranya akan diacak dengan Bisskey nah buat Anda yang sudah Lock Apstar 6 bisa dibaca Kode Bisskey dan Frekuensi Apstar 6. Cara Menambah Satelit Apstar 6 Tracking Satelit Apstar 6 langkah pertama adalah menambah satelit baru untuk yang baru melakukan tracking satelit parabola, cara menambah Satelit Apstar 6 di reciever parabola adalah Masuk Ke Menu Setting > Instalasi > Daftar Satelit > Tambah Satelit > Masukan Frekuensi Terkuat Apstar 6. Update Frekuensi Apstar 6 C Band 2022Frekuensi CTN 4052 H 8400 Mpeg 4Frekuensi CNC 4052 H 8400 Mpeg 2Frekuensi Mytv 4052 H 8400 Mpeg 4Untuk update bisskey piala dunia di apstar 6 belum ada info terbaru dikarenakan belum ada informasi mengenai acakan biss atau maut yang dipakai oleh sistem satelit di apstar 6. Pengaturan Satelit Apstar 6 Pengaturan Satelit Apstar 6 Anda bisa setting seperti berikut Satelit Apstar 6 Frek LNB 5150 Transponder Tp 4052 H 9628 C Band Port 2 / Port 1 22k ON Jarak Palapa ke Apstar 6 Agar tracking satelit Apstar 6 agar lebih mudah sebaiknya lock satelit terdekat terlebih dahulu, jika dari Palapa D lock dahulu Telkom 4, kemudian Chinasat 6a, baru bisa lock satelit Apstar 6. Cara cepat tracking satelit Apstar 6 jika dari Palapa bisa langsung lock Apstar 6 dengan merubah arah dish miring ke Timur, jarak satelit dari Palapa ke Apstar 6 sekitar 10 sampai 15 cm. Bagi anda yang baru mengenal istilah tracking sebaiknya simak baik baik artikel ini, agar mudah mencari siaran tv satelit parabola. Untuk cara lock satelit Apstar 6, berikut panduan tracking apstar 6 dan daftar Frekuensi terkuat satelit Apstar 6 di channel CTN, CNC, dan MyTV Fekuensi Terkuat Apstar 6 Garis bujur Apstar 6 di 134 BT 4052 H 9628 C Band Mpeg2/Fta dan Mpeg4 Setelah memasukan Frekuensi Apstar 6 C Band, langkah berikutnya adalah melakukan Lock Satelit Apstar 6 C Band. Biasanya di daerah Admin di Jawa Tengah Sinyal Terkuat Apstar 6 C Band bisa mencapai 45%, meskipun kekuatan sinyal hanya segitu kualitas siaran Apstar 6 tidak patah - patah. Cara Mencari Satelit Apstar 6 C Band Panduan Traking satelit Apstar 6 chanel saluran CNC, CTN dan MyTV, berikut ini cara menemukan siaran bola yang berada dichannel CNC, CTN, MyTV. Untuk mencari satelit Apstar 6 dari satelit Telkom dan Palapa D, sebaiknya lock dulu satelit terdekat, mulai dari Telkom 4 atau Palapa D. Kemudian Chinasat 6a, barulah lock Apstar 6. Mengapa harus Telkom 4 ? Dikarenakan kebanyakan pengguna 1 LNB hanya lock di Palapa D, kecuali jika pengguna 2 LNB bisa langsung ke Chinasat 6a. Catatan untuk yang baru tracking satelit parabola, umtuk mencari Apstar 6 dengan cara tracking atau menggeser parabola ke arah tertentu dapat menyebabkan saluran di Palapa dan Telkom 4 menjadi hilang, kecuali jika posisi parabolanya dikembalikan seperti semula. Posisi satelit dari barat ke timur Kemiringan utara - selatan sangat berpengaruh jika ingin lock satelit luar jika anda baru mengenal tracking, maka sebaiknya jangan geser kemiringan utara-selatan dulu, kecuali jika pada hasil sebelumnya sinyalnya diperoleh rendah. Pastikan juga keadaan dish atau antena parabola jangan sampai mentok, dan jangan sampai terhalang apapun di atas dish seperti pohon atau bangunan. Cara Tracking Satelit Apstar 6 Pertama, masukan frekuensi terkuat satelit Apstar 6. Merubah pengaturan LNB, berikut pengaturan LNB yang di gunakan adalah port 2. Selanjutnya, jika tracking apstar 6 dari telkom dan palapa, maka rubah arah parabola dengan menggeser ke Timur menuju satelit terdekat yakni chinasat 6a. Setelah menemukan chinnasat 6a, langkah selanjutnya cara lock apstar 6 dengan tracking chinnasat 6b channel XJTV - 5 berikut frekuensinya 4120 H 27500. Jika sudah lock chinnasat 6b barulah anda bisa lock satelit Apstar 6, dengan cara menggerser dish ke arah timur hingga mendapatkan sinyal satelit apstar 6. Bila sudah menemukan sinyal apstar 6 tapi sinyal belum maksimal, maka geser dish parabola ke arah utara atau selatan sampai sinyal terkunci. Terakhir jika sinyal apstar 6 sudah terkunci, kencangkan kembali baut yang dikendorkan tadi agar sinyal stabil dan tidak berubah, dan lakukan blind scan untuk mendapatkan channel CNC, CTN, dan MyTv. Satelit Apstar 6 baru-baru ini memang telah menjadi buruan para tracker pemula karena pada channel CNC, CTN dan MyTV selalu menyiarkan siaran sepak bola, apalagi pada Piala Dunia 2018 CBS Grup menyiarkan ajang bergengsi dunia secara full macth. Selain Apstar 6 anda juga wajib tracking Satelit Thaicom 5 karena pada satelit ini juga banyak chanel menarik, selain menyiarkan siaran sepak bola Eropa pada satelit ini juga menyiarkan siaran balap motor Moto GP. Panduan video cara tracking apstar 6 Pemberitahuan Kini Satelit Apstar 6 channel Cnc, Ctn dan Mytv sudah tidak bisa lagi menjadi Alternatif untuk nonton Liga Inggris dan Liga Spanyol, karena saat ada siaran langsung sepakbola akan diacak, jadi pengguna para bola sebaiknya mencari feed alternatif atau nonton melalui livestreaming. Bpflash juga memberikan panduan Tracking Satelit Intelsat 19. Demikian cara tracking satelit Apstar 6, Channel CNC, CTN dan MyTV. Semoga bermanfaat dan bisa membantu anda dalam tracking satelit. Dan bisa menyaksikan siaran sepak bola pada channel CNC, CTN dan MyTV.
Daftarsatelit parabola indonesia dari timur ke barat yang kami share ini merupakan daftar frekuensi parabola semua satelit terbaru 2021 yang berisikan transponder yang menggunakan LNB Ku Band saja, C Band dan Ku Band, S Band atau C Band saja. Untuk itu amati keterangan pada kolom LNB yang ada pada daftar dibawah ini.
Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free PROtek Jurnal Ilmiah Teknik Elektro Volume 7. No 1, Mei 2020 16 Analisis perbandingan komunikasi satelit Frekuensi C-Band Dan KA-Band Di Indonesia Tanridio Silviati Delfina Abdurrahman Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik UMI Makassar, Indonesia tanridio Salmiah Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik UMI Makassar, Indonesia mia_elektro Saidah Suyuti Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik UMI Makassar, Indonesia saidah Abstract - This paper analyzes the comparison of data communications using GEO satellites between C-band and Ka-band frequencies in Indonesia which has a tropical rain climate. The data communication uses QPSK modulation on the path of four earth stations by paying attention to six variations of observation time. Parameters, C/ N, Eb/No and link margins, are applied to indicate the communication performance. This study shows that C-band satellite communication can be implemented for all conditions, whereas in Ka-band the success of communication transfer cannot be accessed by all observation times. Keywords frequency, satellite, earth station, margin, availability, modulation. I. PENDAHULUAN Komunikasi di era milenial menuntut pertukaran informasi real time dengan kecepatan akses yang tinggi termasuk di Indonesia. Indonesia adalah negara tropis dengan tingkat curah hujan tinggi yang juga merupakan negara maritim membutuhkan satelit untuk pertukaran informasi secara cepat. Satelit komersil yang bekerja dipita frekuensi C-band sudah sejak awal melayani jalur komunikasi di Indonesia. Saat ini, banyak negara-negara asing berlomba-lomba meluncurkan satelit Ka-band. Sayangnya, curah hujan yang tinggi menjadi kendala penerapan satelit Ka-band tersebut sehingga diperlukan berbagai persyaratan dalam merancang komunikasi data menggunakan satelit Ka-band [1]. Pelayanan dan performansi komunikasi satelit sangat tergantung erat dengan faktor-faktor jumlah redaman-redaman yang muncul sepanjang jalur komunikasi lintasan stasiun bumi–satelit–stasiun bumi, besar daya pancar dan penguatan antena, serta pemilihan teknik modulasi. Oleh karena itu paper ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan komunikasi satelit berfrekuensi C-band dan Ka-band di empat wilayah Indonesia dengan mengetahui nilai-nilai C/N, Eb/No, margin dan availability jalur komunikasi menggunakan modulasi [2]. Penelitian ini menempatkan satelit GEO berfrekuensi C-band dan Ka-band dengan satu stasiun bumi Hub Jakarta dan tiga stasiun bumi lainnya Medan, Surabaya dan Makassar dengan menggunakan teknik modulasi digital QPSK. Orbit satelit terletak di 108°BT dengan pita frekuensi C dan Ka. Satelit tersebut untuk frekuensi C mempunyai EIRP 55,6 dBW dan figure of merit 22,7 dBK, sedangkan frekuensi yang lainnya menggunakan EIRP 73,1 dBw dan G/T 19,7 dB/K. Sementara itu, stasiun-stasiun bumi yang ada masing-masing berspesifikasi sesuai tabel di bawah ini Tabel 1. EIRP dan G/T stasiun bumi Spesifikasi teknis satelit dan stasiun bumi merujuk pada satelit INTELSAT dan proyek WINDS. Jalur komunikasi C-band dan Ka-band secara berturut-turut bekerja pada frekuensi uplink 6 GHz dan 28 GHz serta frekuensi downlink 4 GHz dan 18GHz [3]. II. REDAMAN JALUR KOMUNIKASI Redaman-redaman yang muncul pada lintasan komunikasi satelit terdiri atas free space loss FSL, redaman hujan, redaman awan, redaman gas-gas atmosfir dan scintillation dilapisan troposfer[3]. a. Redaman Ruang Bebas FSL Redaman ruang bebas merupakan redaman yang dipengaruhi oleh frekuensi kerja dan jarak antara stasiun bumi – satelit. Besar redaman FSL dinyatakan dengan menggunakan persamaan [4] Frekuensi menyumbang redaman terbesar pada FSL ini. Komunikasi satelit yang menggunakan pita frekuensi Ka mengalami redaman lebih besar 13 dB dibandingkan frekuensi C-band [2]. Redaman FSL komunikasi satelit C-band dan Ka-band untuk komunikasi keempat stasiun bumi ke satelit terlihat seperti pada tabel 2. Analisis perbandingan komunikasi satelit Frekuensi C-Band Dan KA-Band Di Indonesia 17 Tabel 2. Redaman ruang bebas b. Redaman Hujan Redaman hujan juga menjadi perhatian dalam komunikasi satelit ini karena terjadi pelemahan sinyal yang signifikan. Para peneliti terdahulu telah melakukan banyak kajian tentang redaman hujan yang memberikan beberapa metode untuk memprediksinya [5] [6]. Rekomendasi ITU-R dijadikan landasan perhitungan redaman hujan pada penelitian ini. Redaman-redaman hujan untuk kedua komunikasi satelit berbeda frekuensi dapat dilihat pada tabel 3 dan tabel 4 berikut ini. Tabel 3. Redaman hujan komunikasi satelit C-band Tabel 4. Redaman hujan komunikasi satelit Ka-band c. Redaman Lainnya Redaman-redaman lainnya berupa redaman yang timbul karena faktor pekatnya awan, gas-gas yang ada dilapisan atmosfer dan scintillation yang terdapat di troposfer. Redaman awan diperoleh dengan mengikuti rekomendasi ITU-R P. 860-6. Sementara itu, besaran redaman atmosfer sebagian besar timbul karena redaman gas oksigen dan uap air yang diperoleh dengan mengikuti rekomendasi-rekomendasi ITU-R P. 835-5 dan ITU-R P. 676-7. Gabungan rekomendasi-rekomendasi ITU-R P. 835-5, ITU-R 453 dan ITU R P. 618-12 menjadi rujukan untuk mengetahui redaman scintillation. Redaman-redaman ini dapat dilihat pada kedua tabel berikut ini. Tabel 5 Gabungan redaman awan, atmosfer dan scintillation untuk komunikasi satelit C-band Tabel 6 Gabungan redaman awan, atmosfer dan scintillation untuk komunikasi satelit Ka-band III. LINK BUDGET Parameter-parameter EIRP, frekuensi kerja, redaman-redaman, figure of merit dan konstanta Boltzman dibutuhkan untuk menilai link budget C/No jalur komunikasi dari stasiun bumi ke satelit dan dari satelit ke stasiun bumi. Serangkaian publikasi unutk menganalisis performansi link budget pada komunikasi satelit telah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu [7], [8] [9]. Persamaan-persamaan berikut ini digunakan untuk mengetahui besarnya link budget pada komunikasi satelit. 111douototoNCNCNCdan BWNCNColog10Tabel-tabel 7, 8, 9 dan 10 menampilkan nilai link budget untuk arah uplink dan downlink dan total dari komunikasi satelit berpita frekuensi C dan Ka. 0kTGredamanFSLEIRPNCSatuSBu0kTGredamanFSLEIRPNCSBdSatd Analisis perbandingan komunikasi satelit Frekuensi C-Band Dan KA-Band Di Indonesia 18 Tabel 7. Link budget untuk uplink dan downlink komunikasi C-band Tabel 8. Link budget untuk uplink dan downlink komunikasi Ka-band Tabel 9. C/No total untuk komunikasi C-band Tabel 10. C/No total untuk komunikasi Ka-band IV. HASIL ANALISIS Analisis performansi lintasan komunikasi satelit bergantung pada beberapa parameter antara lain Eb/No dan margin rute komunikasi. Variabel-variabel tersebut sangat erat kaitannya dengan teknik modulasi yang dipergunakan. Untuk mengetahui nilai Eb/No diperoleh dengan menggunakan persamaan-persamaan di bawah ini dan Jumlah bit n untuk modulasi-modulasi QPSK adalah 2. Nilai Eb/No berdasarkan modulasi QPSK untuk kedua sistem komunikasi satelit berfrekuensi C dan Ka diperlihatkan oleh tabel-tabel berikut ini. Tabel 11. Eb/No QPSK untuk C-band Besaran nilai Eb/No bermodulasi QPSK pada komunikasi satelit berfrekuensi C-band memperlihatkan semua lintasan availability di atas Eb/No yang diinginkan yaitu 12 dB. Sedangkan komunikasi bersatelit Ka-band tidak demikian. Tabel 12. Eb/No QPSK untuk Ka-band Selanjutnya, nilai margin pada jalur komunikasi dapat diketahui dengan menggunakan persamaan-persamaan berikut ini requiredotalMargin NCNCtdengan 5835,73total0otalNCNCtsedangkan C/Nrequierd diklasifikasikan berdasarkan teknik modulasi digitalnya. Tabel 13. Margin lintasan QPSK frekuensi C-band Analisis perbandingan komunikasi satelit Frekuensi C-Band Dan KA-Band Di Indonesia 19 Lintasan margin untuk sistem komunikasi satelit yang bekerja pada frekuensi C-band dengan mengimplementasikan QPSK, 8PSK, dan 16QAM dapat diterapkan pada keenam availability 99,1%, 99,2%, 99,3%, 99,4%, 99,5%, dan 99,99%. Terlihat bahwa semua kemungkinan komunikasi menggunakan frekuensi ini memberikan margin yang sangat baik di atas 26 dB. Sementara itu, komunikasi satelit menggunakan pita frekuensi Ka tidak semua jalur komunikasinya memiliki margin. Margin untuk lintasan yang aman berkomunikasi pada sistem komunikasi ini adalah informasi yang melalui stasiun Hub Jakarta. Margin tersebut berada di atas 16 dB untuk pengamatan selain dari 0,01%. Tabel 14. Margin lintasan QPSK frekuensi Ka-band IV. KESIMPULAN Komunikasi satelit C-band untuk ketiga teknik modulasi terbukti handal dalam melayani komunikasi di keempat wilayah Indonesia yaitu Jakarta, Medan, Surabaya dan Makassar untuk semua waktu pengamatan. Sementara itu, komunikasi satelit Ka-band tetap aman diterapkan di wilayah-wiayah tersebut untuk komunikasi yang melalui stasiun Hub Jakarta pada availability 99,1% - 99,5%. Pengembangan penelitian ini dapat dilakukan dengan meninjau penempatan satelit di orbit tertentu dan persen waktu pengamatan yang lainnya serta memperhatikan diversitas stasiun bumi berjarak tertentu pada suatu wilayah untuk mengantisipasi curah hujan tinggi. DAFTAR PUSTAKA [1] A. A. Atayero, “Satellite link design A tutorial,” Int. J. Electr. Comput. Sci. IJECS-IJENS, vol. 11, no. 4, 2011. [2] Z. B. Hasanuddin, “Design of Ka-band Satellite Links in Indonesia,” J. Electr. Comput. Energ. Electron. Commun. Eng., vol. 8, no. 8, 2014. [3] M. M. J. L. van de Kamp, J. K. Tervonen, E. T. Salonen, and J. P. V. P. Baptista, “Improved models for long-term prediction of tropospheric scintillation on slant paths,” IEEE Trans. Antennas Propag., vol. 47, no. 2, pp. 249–260, 1999. [4] R. L. Freeman, Radio system design for telecommunications, vol. 98. John Wiley & Sons, 2006. [5] J. S. Ojo, M. O. Ajewole, and S. K. Sarkar, “Rain rate and rain attenuation prediction for satellite communication in Ku and Ka bands over Nigeria.,” Prog. Electromagn. Res., vol. 5, pp. 207–223, 2008. [6] J. Christensen, “Itu regulations for ka-band satellite networks,” in 30th AIAA International Communications Satellite System Conference ICSSC, 2012, p. 15179. [7] A. K. Kundu, M. T. H. Khan, W. Sharmin, M. O. Goni, and K. A. Barket, “Designing a mobile satellite communication Antenna and Link Budget Optimization,” in 2013 International Conference on Electrical Information and Communication Technology EICT, 2014, pp. 1–6. [8] Y. Tepetam, “Analysis of Turkish communications sector and determination of critical success factors,” NAVAL POSTGRADUATE SCHOOL MONTEREY CA, 2014. [9] P. Series, “Propagation data and prediction methods required for the design of Earth-space telecommunication systems,” Recomm. ITU-R, pp. 612–618, 2015. Copyright 2016 PROtek Jurnal Ilmiah Teknik Elektro lisensi Creative Commons Attribution International License ... Sedangkan pada frekuensi tinggi di atas 24 GHz contoh mmWave akan menyediakan kapastias sangat besar dengan latency sangat rendah, tetapi cakupan areanya sempit, sehingga sangat cocok untuk wilayah dengan trafik yang sangat padat, menuntut kapasitas yang sangat tinggi atau area khusus [28]. Spektrum-spektrum yang berbeda tersebut akan memberikan layanan berkecepatan yang tinggi dan berkapasitas yang besar menggunakan jaringan heterogen beserta konektivitas beragam pula dengan tetap menjamin QoS di sisi pengguna [4], [30]. Jaringan heterogen tersebut akan memacu evolusi infrastruktur dimana teknologi 5G akan mengandalkan small cells karena spektrum yang dipergunakan mmWave dan koneksi D2D [18]. ...... Letak geografis Indonesia termasuk Sulawesi Selatan berada di wilayah tropis dengan curah hujan memang sangat handal jika menggunakan frekuensi C-band untuk jalur komunikasi satelit. Tetapi komunikasi satelit masih tetap bisa dipergunakan menggunakan frekuensi komersial lainnya, frekuensi Ku-band [29] dan Ka-band [30]. Oleh karena itu, komunikasi satelit dapat mendukung 5G dengan pemilihan frekuensi yang tepat. ...Muhammad Anas MasaTanridio Silviati Delfina Abdurrahman Abdullah BasalamahAhmad AfdhalTeknologi jaringan Generasi ke-5 5G menjadi fenomena yang baru di Sulawesi Selatan dimana akan terjadinya migrasi teknologi jaringan Generasi ke-4 4G ke 5G. Menyusul semakin meningkatnya penetrasi pengguna internet, maka wajar jika teknologi 5G perlu segera diterapkan. Penelitian ini menggunakan metode observasi berupa studi literature dan wawancara. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan metode Strength-Weakness-Opportunities-Threat SWOT. Hasil analisis migrasi 4G ke 5G berdasarkan perubahan arsitekturnya adalah Serving Gateway SGW, Mobility Management Entity MME, Access and Mobility Management Function AMF, Evolved-Universal Terresterial Radio Access Network E-UTRAN, dan Next Generation-Radio Access Network NG-RAN. Standar pengimplementasian teknologi jaringan 5G berdasarkan rekomendasi International Telecommunication Union ITU melalui program International Mobile Telecommunication IMT-2020. Pada kurun waktu 2018 sampai 2021, jumlah pengguna internet di Sulawesi Selatan meningkat sebesar 67,6%. Sementara itu selang waktu tiga tahun jumlah desa/kelurahan yang dapat dilayani Base Transceiver Station BTS berteknologi 4G bertambah 335 wilayah. Hal tersebut menjadi salah satu peluang yang dimiliki Sulawesi Selatan untuk mengimplementasikan jaringan 5G. Ditambah lagi infrastruktur yang cukup baik menjadi salah satu kekuatan karena tersedianya 94% BTS 4G dari keseluruhan BTS di tahun 2021. Hanya saja perlu memaksimalkan teknologi Device to Device D2D. 5th Generation 5G network technology is a new phenomenon in South Sulawesi where there will be 4G to 5G technology migration. Following the increasing penetration of internet users, the technology needs to be implemented immediately. This study used observation method in the form of literature studies and interviews. The obtained data were analyzed using Strength-Weakness-Opportunity-Threat SWOT method. The analysis results of 4G to 5G migration based on architecture evolution are Serving Gateway SGW, Mobility Management Entity MME, Access and Mobility Management Function AMF, Evolved-Universal Terresterial Radio Access Network E-UTRAN, and Next Generation-Radio Access Network NG-RAN. The standards required for the 5G network technology implementation are based on the recommendation of International Telecommunication Union ITU through International Mobile Telecommunication IMT-2020 program. During 2018 to 2021, the number of internet users in South Sulawesi increased by 67,6%. Meanwhile, the number of villages/wards served by BTS with 4G technology expanded by 335 area for three years. This is one of the opportunities for South Sulawesi implementing 5G network. Futhermore, sufficiently good infrastructure is as one of the strengths due to the availability of 94% of 4G BTS from all BTS in 2021. However, it needs to maximize Device to Device D2D rate and rain attenuation predictions are one of the vital steps to be considered when analyzing a microwave satellite communication links at the Ku and Ka bands. In this paper, tools for the prediction of rain rate and rain attenuation are presented in the form of contour maps for Nigeria using a massive rainfall data bank of 30 years which are taken from measurements made from the coast to the arid region of Nigeria. Rain-rate maps for the country of Nigeria were developed using the models purposely designed for tropical zones while ITU-R models were used for the rain-attenuation maps. The information from these maps will be a good preliminary design tools for both terrestrial and earth-satellite microwave links and also provide a broad idea of rain attenuation for microwave engineersThe communication link between a satellite and the Earth Station ES is exposed to a lot of impairments such as noise, rain and atmospheric attenuations. It is also prone to loss such as those resulting from antenna misalignment and polarization. It is therefore crucial to design for all possible attenuation scenarios before the satellite is deployed. This paper presents the rudiments of a satellite link design in a tutorial form with numerical prediction models for tropospheric scintillation on Earth-satellite paths from Karasawa, Yamada, and Allnutt 1988 and the ITU-R are compared with measurement results from satellite links in Europe, the United States, and Japan at frequencies from 7 to 30 GHz and elevation angles of 3 to 33°. The existing prediction models relate the long-term average scintillation intensity to the wet term of refractivity at ground level. The comparison shows that the seasonal variation of scintillation intensity is well predicted by this relation, but for the annual average some additional meteorological information is needed. A much better agreement with measurement results is found when a parameter representing the average water content of heavy clouds is incorporated. This confirms the assumption that scintillation is, at least partly, associated with turbulence inside clouds. The asymmetry between the distributions of signal fade and enhancement can also be explained by turbulence inside clouds. The asymmetry depends on the intensity of the scintillation, which is consistent with the theory assuming a thin layer of cloudy turbulence. A new model based on this theory predicts the distributions of signal fade and enhancement significantly betterWith the rapid growth of modern mobile satellite communication technology, the development of very small size, low-cost, low-profile, high gain and high directivity antennas is a must. The design of a mobile satellite communication antenna named as Parabolic Helix and link budget optimization of the proposed antenna system are illustrated in this paper. The proposed antenna has a gain of directivity of return loss value of Voltage Standing Wave Ratio VSWR of bandwidth of antenna efficiency of and 3dB angular beamwidth the Half Power Beamwidth HPBW of The resonant frequency of the antenna array is GHz. The proposed antenna system can be used for C-band applications like satellite communications transmissions, Wi-Fi, cordless telephones, weather radar systems and other wireless systems. The antenna system is designed and simulated in the CST Microwave Studio. Link budgets are performed in order to analyze the critical factors in the transmission chain and to optimize the performance characteristics, such as transmission power, system noise temperature, figure of merit and so on. The link budget determines what size antenna i s to use, power requirements and in general, the overall customer satisfaction. This paper deals with the rudiments of a satellite link design with some simulation ChristensenThis paper gives an overview of the ITU regulations that apply to Ka-band satellite networks that operate in the geostationary satellite orbit GSO or a non-geostationary satellite orbit non-GSO. In the last 5 years many satellite operators have launched or are planning to launch so-called High Throughput Satellites HTS operating in the Ka-band. Characteristics and examples of HTS will be given. Most HTS typically file for GHz bandwidth in the following Ka-bands – 31 GHz uplink – GHz downlink These bands are subject to several regulatory provisions which restrict the bandwidth available. Using a simplified view of the Ka-band portion of the Table of Frequency Allocations the paper will explain the ITU regulations as they apply in each of the cases • Bands identified for High-Density FSS HDFSS • Bands used by many administrations for FS including LMDS • Bands where GSO and non-GSO satellite networks have equal rights • Bands where equivalent pfd epfd applies • Military bands Some WRC-12 results are also reviewed including new BSS Ka-band allocations in the downlink band – 22 GHz, clarification of the concept of “bringing into use” and what the Radio Regulations Board considers to be “reliable” information in case of a of Ka-band Satellite Links in IndonesiaZ B HasanuddinZ. B. Hasanuddin, "Design of Ka-band Satellite Links in Indonesia," J. Electr. Comput. Energ. Electron. Commun. Eng., vol. 8, no. 8, 2014.